City Tour : Museum Kanker Indonesia - Setelah mengunjungi tempat-tempat
bersejarah dan berbau akan mantan (red: masa lalu), mari kita melipir ke sisi
lain di Kota Surabaya. Tempat di mana jauh dari kata revolusi dan peperangan.
Di sini, kita akan mengenal yang namanya penyakit yang seringkali muncul dalam
novel-novel maupun film. Yup, penyakit beken ini namanya kanker.
Kanker mempunyai momok tersendiri
bagi kita. Penyakit ini dikenal penyakit ganas, karena sebagian orang yang
mengidap penyakit ini berakhir meninggal dunia. Nah, ternyata di Surabaya ada
museum kanker. Bahkan, museum kanker di Surabaya ini merupakan museum kanker
terbesar satu-satunya di dunia. Di museum ini, kalian akan menemukan berbagai
macam jenis kanker dalam setoples kaca bening yang dipamerkan.
Jadi, dalam museum ini bukan sekadar
gambar penyakit kanker, tapi merupakan kanker asli yang dipajang. Uniknya, di
sini ada sebuah alat penghitung berapa jumlah perempuan di dunia yang meninggal
karena kanker. Alat tersebut menghitung secara real time, terhubung dengan data WHO. Sebelum kami masuk ke dalam
museum kanker, guide telah
memberitahu hal tersebut. Sehingga, saya langsung mengabadikan alat penghitung
tersebut dan setelahnya saya akan membandingkan ketika pulang nanti.
Total kematian perempuan akibat
kanker berjumlah 53808, ketika saya
masuk. Lalu, foto terakhir yang saya abadikan bertambah menjadi 53814. Sebenarnya, ketika kami
merangkak pergi dari museum kanker, saya lupa untuk mengabadikannya untuk kali
terakhir. Ya, sayang sekali. Itu terjadi karena waktu yang diberikan pada kami
telah habis. Padahal banyak hal yang ingin saya tanyakan. Ingin saya gali
mengenai museum kanker ini.
Tentunya, paling banyak yang
menderita kanker adalah perempuan, yaitu kanker payudara dan kanker serviks.
Sebelum kami pulang, kami sempat
diajak ke bagian belakang musem untuk melihat spanduk SARARI yaitu cara
mengecek payudara sendiri. Sebelum itu, kami juga sudah dijelaskan bagaimana
cara mencari kanker payudara dalam sebuah kotak uji coba. Dokter yang
mendampingi kami berkata, bahwa saat pemeriksaan kami harus benar-benar menekan
payudara sampai ke dinding payudara atau sampai ke tulang, sehingga gumpalan
kanker akan terjebak.
“Apakah kanker tersebut
berpindah-pindah?”tanya saya.
Dokter menjelaskan, bahwa kanker
payudara menjaring sel-sel pada payudara sehingga payudara yang lunak mampu
membuat kanker tersebut berpindah. Kira-kira begitulah yang saya tangkap.
Waktu sepuluh menit sebelum saya
beranjak dari museum kanker, saya sempat mengabadikan kanker-kanker dalam
etalase. Lalu, saya tertegun ketika melihat kanker tiroid atau gondok, karena
ibu saya memiliki penyakit tersebut.
“Ibu saya punya gondok,”kata
saya, pada seorang Ibu yang sedari tadi mendampingi kami.
“Gondok itu termasuk kanker
jinak. Diambil saja,”jawabnya.
“Maunya seperti itu, tapi ibu
saya mempunyai darah tinggi, takutnya kenapa-kenapa.”
“Kan, nantinya diperiksa terlebih
dahulu tekanan darahnya.”
Itulah percakapan saya di museum
kanker, sebelum akhirnya, kami mengakhiri perjalanan city tour ini.
baru tau ternyata ada museum kanker
ReplyDeleteSama mbak :)
DeleteAku baru denger museum kanker ini.. Serem juga ya mak liat kanker-kankernya yang udah diangkat.. Huhu. Makasi infonya ya mak Wulaaan
ReplyDeleteSaya juga. Tapi, di sana banyak informasi yang bikin kepo.
DeleteAiih.. Ngeri2 gmana yaa.. Berkunjung ke museum cancer.. Huhu
ReplyDeleteIya :(
DeleteWah, baru tahu ada museum kanker.
ReplyDeleteSama, saya juga.
DeleteNgeri, ya... speechless kalau ngomongin kanker. Alm ibu saya meninggalnya karena sakit kanker paru2 :(
ReplyDelete:( Turut berduka cita, Mbak. Saya ngeri juga, apalagi pas lihat di papan angka bertambah terus.
Deletewah baru tahu ada museum kanker tapi apa ngelihatnya gak ngeri ya
ReplyDeleteIya, cenderung mual juga. :( Nggak pernah tahan lihat begituan.
DeleteAku belum sempat ke sini. Moga ntr pas mudik bisa mampir ke sana. Oh ya, kalau anak2 balita boleh ikutan msuk museum ini kah?
ReplyDeleteInsya Allah boleh mbak :)
DeleteBaru tahu ada musium ini di Surabaya mungkin kurang promosi ya karena ttg penyakit mungkin
ReplyDeleteIya, saya juga baru tahu. Semoga dengan tulisan saya ini, banyak yang tahu. Terlebih lagi, mereka membutuhkan banyak bantuan.
DeleteNgeri juga ya mba ngeliat langsung bentuk kanker yg ada di stoples itu :(
ReplyDeleteIyaa :)
DeleteBaru tahu ada museum kanker. Makasih mbak infonya :)
ReplyDeleteHalo mba salam kenal, baru denger ada museum kanker, sepertinya seru ya berkunjung ke sana sambil belajar. Btw museum ini dikelola pihak swasta atau pemda ya, sayang sekali jika kurang disosialisasikan padahal bisa menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat awam.
ReplyDelete