Makan Coklat di Kampung Coklat Blitar - Saya tak pernah tahu, kalau di Blitar, selain ada makam Bung
Karno, ada pula Kampung Coklat. Jadi, kemarin, tepatnya hari Minggu, 28 Mei
2016, setelah dari Pantai Tambak Rejo, kami mampir ke Kampung Coklat yang
berada di Jl. Banteng - Blorok No. 18 RT. 01 / RW. 06, Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar, Jawa Timur, Indonesia.
Nama tempat tersebut memang Kampung Coklat, sebelum saya
melihat sendiri, saya pikir Kampung Coklat adalah sebuah kampung dengan banyak
tanaman coklat. Saya salah. Kampung coklat adalah sebuah lahan atau semacam
perkebunan yang dijadikan tempat wisata serta edukasi. Jadi, dalam perkebunan
atau lahan tersebut terdapat banyak sekali pohon coklat dengan buah-buah coklat
bergelantungan. Uniknya, di bawah pohon-pohon coklat tersebut terdapat
kursi-kursi serta meja untuk pengunjung. Jadi, semacam taman atau kafe gitu.
Untuk bisa menikmati perkebunan coklat di Kampung Coklat,
teman-teman cukup membayar Rp. 5.000,- per orang. Melewati pintu masuk Kampung
Coklat – pintu masuk sebelah loket karcis-, sebelah kiri saya terdapat sebuah
ruangan, semacam toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh olahan coklat yang
diberi nama Chocolate Gallery. Ada coklat original, coklat yang diolah menjadi
kue-kue, coklat rasa jeruk, coklat batangan, dan bubuk coklat. Harganya cukup
terjangkau loh, untuk ukuran rasa coklat yang enak. Tidak kalah dengan coklat
merek-merek terkenal yang dijual di toko-toko besar.
Setelah jalan lebih jauh ke dalam, saya menemukan ruangan
lain yang ramai. Yaitu, tempat mencetak dan menghias coklat. Dalam, cooking class ini, akan diperagakan cara
membuat coklat yang baik. Sayangnya, saya tidak bisa berlama-lama,selain
ruangan tersebut sesak karena banyak pengunjung, tapi juga waktu saya terbatas.
Di sisi lain, terdapat ruangan berupa dapur coklat.
Tentunya, ruangan ini tidak bisa dimasuki sembarangan orang, karena khusus
karyawan saja.
Nah, saya hanya melihat sekilas di sisi lain ada berupa
perkebunan edukasi. Nampaknya, seperti bibit-bibit pohon coklat. Setelah saya
sedikit kepo website kampung coklat di www.kampungcoklat.com,
saya mengetahui bahwa tempat tersebut juga disewakan untuk wisata edukasi
anak-anak, maupun tempat meeting.
Seru juga ya.
Sejarah Kampung
Coklat
Pendiri atau penggagas Kampung Coklat Bapak Kholid Mustofa,
awalnya memelihara ayam petelor, sayangnya ketika musim flu burung beberapa
tahun lalu, menyebabkan kerugian cukup besar. Di sisi lain, keluarga Bapak
Kholid Mustofa memiliki kebun seluas 750m2 yang ditanami pohon kakao sejak
tahun 2000. Nah, dari situlah Bapak Kholid, terinspirasi untuk mengurus kebun
tersebut, sampai akhirnya bisa menjadi Kampung Coklat seperti sekarang.
Bapak Kholid Mustofa pun mengajak rekan-rekannya untuk membentuk
Gapoktan Guyub Santoso, yang memasarkan biji kakao baik nasional maupun ekspor.
Gapoktan Guyub Santoso melakukan pengembangan dengan memulai memproduksi olahan
coklat sejak tahun 2013. Coklat dengan cita rasa original ber-merk GuSant
menjadi produk unggulan Guyub Santoso. (dikutip dari http://www.kampungcoklat.com/)
Sayangnya, saya tidak lama di sana, setelah membeli
oleh-oleh dan melihat-lihat sebentar saya kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan
ke Makam Bung Karno. Sayang sekali (lagi), saya tidak bisa ke Makam Bung Karno
meskipun sudah di lokasi, karena sampai di sana hujan deras sekali.
Saya berharap, bisa kembali ke Blitar untuk mengunjungi
Kampung Coklat dengan sepuasnya dan mengunjungi makam Bung Karno.
xoxo,
Wulan K.
coklatnya bikin ngileerr :)
ReplyDeleteMau juga dong coklatnya GuSant :)
ReplyDeletePenasaran... kayaknya seru banget ya di kampung coklat...
ReplyDeleteAduuuuuuh buat pencinta coklat kayak saya, tempat ini pasti surga banget deh
ReplyDeleteAku pecinta cokelat loh, dan kampung cokelat bikin mupeng...
ReplyDeleteCokelat rasa jeruk? Jadi keinget dulu pernah buat cokelat rasa jeruk sendiri di rumah.
ReplyDelete