Berencana ke Gunung Bromo? Siapkan Perlengkapan ini! - Masa-masa kuliah, teman-teman kos suka jalan-jalan. Tentunya,
bareng Ocin (red: Ojek Cinta) mereka. Sedangkan saya harus rela gigit jari
nggak bisa ikutan karena saya belum punya ocin (sampai sekarang – nyess). Salah satu destinasi favorit mereka adalah Gunung Bromo. Wajar jika sampai
bertahun-tahun berikutnya, saya ingin mengunjungi Gunung Bromo.
Keinginan itu terwujud ketika saya sudah lulus kuliah. Ketika
gelar diploma saya kantongi dan tersemat di belakang nama saya. Waktu itu,
sekitar bulan Maret tahun 2014, saya ikut kursus di Pare, Kediri. Pada Minggu ketiga,
ada tutor yang mengadakan touring ke
Gunung Bromo. Kesempatan tak datang dua kali, Guys. Saya ikut. Langsung daftar.
Saya berangkat dengan kawan-kawan Camp 5. Saya lupa berapa
jumlahnya, yang jelas kami naik bus mini dan berangkat ke Gunung Bromo malam
hari, sekitar jam sepuluh malam. Saya sudah menyiapkan beberapa perbekalan
untuk berangkat, tas ransel coklat, beberapa pakaian.
Ketika hendak ke Gunung Bromo saat itu, saya dan kawan-kawan
sempat keliling Pare, ke toko-toko mencari beberapa perlengkapan perang ke Gunung Bromo. Seperti yang
kita ketahui, Gunung Bromo itu dingin. Dan astaga, setelah di sana, saya baru
tahu kalau bukan sekadar dingin. Tapi, dingin banget!
Nah, hal yang harus diperhatikan ketika ke Gunung Bromo dan
penting sekali untuk dibawa adalah benda-benda di bawah ini:
1 | Jaket Tebal
Jaket sudah menjadi benda pasti untuk dibawa jalan-jalan ke
Gunung Bromo. Tapi jangan asal bawa jaket yang biasa dibawa ke mal, karena
nggak ada gunanya. Bawa jaket yang benar-benar tebal kalau punya, karena di
sana nanti dingin sekali. Saya saja bawa dua jaket. Satu jaket biasa dengan
bahan tipis, kedua jaket rajut. Ketika di sana, saya masih menyewa jaket tebal
dengan harga Rp. 10.000-,. Jadi, saya mengenakan tiga jaket.
2 | Syal
Di Bromo nanti, akan banyak yang menawari syal untuk dibeli.
Memang, syal bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghangatkan badan. Jadi,
kalau tidak ingin membeku dan terpaksa membeli syal di sana, mending membawa
dari rumah.
3 | Sarung Tangan
Sarung tangan sudah menjadi barang wajib juga. Intinya, tubuh
harus benar-benar tertutup. Jadi, jangan lupa membawa sarung tangan, meskipun
di sana juga ada yang menawarkan sarung tangan untuk dibeli.
4 | Kaus Kaki
Ketika di Pare, saya tidak membawa sepatu kets. Saya hanya
memiliki sendal yang saya rasa tak pantas dibawa ke gunung. Akhirnya,saya
pinjam teman satu camp sepatu kets. Tentunya, sepatu kets penting untuk dipakai
karena akan lebih hangat. Jangan lupa pakai kaus kaki juga. Kita tak pernah
tahu medan apa yang akan kita alami nanti, kan?
5 | Topi Rajut
Ini bukan barang wajib sih. Saya sendiri tidak
membeli/membawa. Tapi, kalau mau kelihatan modis sekaligus menambah kehangatan
tubuh, boleh saja beli atau membawa topi rajut.
Ketika tanjakan ke Penanjakan untuk melihat sunrise, kami
harus berjalan kaki. Sumpah, ketika itu saya benar-benar kedinginan. Perut
mual-mual, rasa-rasanya saya seperti nggak sanggup untuk melanjutkan.
Berkali-kali saya melihat jam tangan. Saat itu masih sekitar jam tiga pagi dan
sedang dingin-dinginnya. Semua peralatan yang saya kenakan di atas seakan-akan
tak mampu menghalau. Ternyata, keadaan lebih parah ketika saya sudah di
Penanjakan.
Saat itu, kami duduk-duduk untuk menunggu sunrise datang. Karena
terlalu lama menunggu, saya pun tidur-tiduran dengan yang lain. Saya kembali
melirik jam tangan pria saya, waktu masih menunjukkan sekitar pukul empat pagi.
Masih lama. Karena saya tidak bergerak sama sekali, akhirnya terasa semakin
dingin. Terlebih lagi, saya memakai celana jins. Astaga, rasanya kaki dingin
sekali. Ke depannya, kalau ke Gunung Bromo jangan pakai celana jeans deh.
Meskipun udara di Gunung Bromo teramat dingin, tapi saya benar-benar ingin kembali ke sana. Merasakan
udara dingin dan naik kuda lagi. Cerita lengkapnya, nanti saya tulis deh.
No comments:
Post a Comment