Menikmati Manisnya Pantai dan Hutan Kera Nepa di Desa Batioh, Madura - Benar-benar tidak menyangka
bakalan dapat surat elektronik dari Mas Wahyu Alam, bahwa saya terpilih menjadi
salah satu blogger yang akan #MenduniakanMadura. Memang, sebelumnya saya ikut
mendaftar acara tersebut, tapi saya tidak menyangka bakalan terpilih nantinya.
Tentu saja, saya sangat senang dan benar-benar terharu!
Seperti yang teman-teman ketahui,
saya merupakan orang yang lemah dalam perjalanan, alias pemabok. Dan hal
tersebut menganggu sekali, maka untuk mengatasi hal tersebut, satu minggu
sebelum acara setiap pagi saya naik sepeda. Tentu saja, saya ingin tetap fit
ketika acara dan tidak merepotkan orang lain. Dan Alhamdulillah, selama acara
berlangsung selama 4 hari 3 malam, 22-25 November 2016 saya sehat walafiat! Tidak ada keluhan mabuk
atau bagaimana-bagaimana.
Titik berkumpulnya acara ini
berada di kantor BPWS yaitu Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura yang
berlokasi di bibir jembatan Suramadu bagian Surabaya. Nah, karena saya dari
Mojokerto yang berarti kantor BPWS berada di sebelah kanan jalan. Itu berarti
saya harus melewati jalan di bawah jembatan Suramadu untuk sampai di kantor
tersebut. Informasi ini, saya dapatkan dari Mbak Yuni. Selama perjalanan, saya
sudah wanti-wanti “Lewat bawah jembatan”.
Perjalanan dari
Mojokerto-Surabaya berjalan mulus. Ketika melanjutkan perjalanan ke BPWS
agak-agak kurang mulus, karena beberapa kali nyasar. Maklum, sudah lama tidak
motoran ke arah Kenjeran. Setelah berliku-liku, akhirnya saya menemukan arah ke
jembatan Suramadu dan kantor BPWS pun di depan mata. Akhirnya, saya mengendarai
motor ke arah jembatan Suramadu, bermaksud melewati bawah jembatan, eh, kok
malah salah masuk jalan tol. Alhasil, saya menyeberang ke Madura sebelum
waktunya. Mendahului teman-teman yang lainnya.
Maaf ya 😊
Jangan ditanya bagaimana perasaan
saya waktu itu, tentu saja ingin nangis karena kebodohan sendiri! Well, akhirnya saya bolak balik
menyeberang jembatan dan sampai di kantor BPWS dengan sangat-sangat lelah.
Untungnya, sampai di BPWS saya
disuguhi sarapan khas Pulau Madura, yaitu nasi serpang. Jangan tanya mana
fotonya, karena saya tak sempat mikir buat foto. Saat itu, saya benar-benar
lelah motoran, tidak memikirkan hal yang lain – xoxo.
Salah satu hal yang menyenangkan
ketika mengikuti acara ini adalah saya berkesempatan berkenalan dengan blogger
nusantara. Banyak blogger yang datang dari luar Jawa Timur, bahkan luar Jawa
pun ada. Keren, kan? Saya bangga dong, jadi salah satu bagian peserta.
Beberapa panitia
#MenduniakanMadura yang tentunya dari anak-anak Plat-M (komunitas Blogger
Madura dan merekalah yang menjadi tuan rumah acara ini) sedang menjemput
beberapa teman blogger yang baru sampai di Madura. Setelah menunggu, akhirnya
acara dimulai dengan beberapa perwakilan dari blogger dengan orang dari BPWS.
Jembatan Suramadu
Perjalanan menuju Pulau Madura
dimulai sekitar pukul 12 siang, hari Selasa, 22 November 2016. Kami melewati jembatan Suramadu yang sebelumnya
kami sudah diajak ke sisi jembatan bagian Surabaya untuk melihat selat Madura
secara langsung.
Jembatan Surabaya-Madura atau
yang lebih dikenal dengan jembatan Suramadu menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau
Madura. Seingat saya, jembatan ini selesai dibangun dan beroperasi pada tahun
2009 (saya ingat betul karena waktu itu, saya mulai ke Surabaya untuk kuliah) dan
jembatan ini dibangun pada tahun 2003. Sebagai informasi, jembatan ini
merupakan jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang 5.438 m. Nah,
sebelumnya saya cerita kalau nyasar dan harus menyebrangi jembatan, kan? Tinggal
menghitung berapa jarak yang harus saya tempuh bolak balik.
Awalnya, sebelum adanya Jembatan
Suramadu, akses untuk mencapai Madura adalah dengan adanya kapal feri. Kini,
dibangunnya Jembatan Suramadu bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Pulau
Madura sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk di Madura dan
akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kawasan untuk menyeimbangkan
antara Madura dan Jawa Timur.
Dengan adanya Jembatan Suramadu
ini, kita jadi lebih mudah mengakses Pulau Madura.
Kawasan Kaki Jembatan
Sisi Madura
Setelah menyeberang melewati
Jembatan Suramadu yang memiliki sisi untuk pengendara bermotor dan mobil
sendiri. Kami sampai di kaki jembatan sisi Madura. Di sana, teman-teman akan
disuguhi pemandangan tempat oleh-oleh khas Madura di sisi kanan-kiri jalan.
Nah, di dekat area ini, tepatnya sebelah kiri jalan akan dibangun rest area oleh BPWS. Nantinya, para
penjual di sisi jalan kanan-kiri tersebut akan dipindahkan ke rest area ini, Kawan. Jadinya akan lebih
tertib dan mudah dijangkau. Bukan sekadar tempat oleh-oleh saja, tapi juga akan
ada beberapa hal yang memang dibutuhkan untuk rest area. Pembangunan rest
area masih dalam tahap pembangunan. Masih berupa bata-bata dan tanah yang
habis caruk.
Kawasan Khusus Madura
Usai melihat tempat yang nantinya
akan menjadi rest area, kami menuju
ke Desa Tolbuk, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, Madura. Di tempat ini
nantinya akan dibangun Pelabuhan Internasional di Madura. Kawasannya luas sama
halnya di kawasan sisi Madura tadi. Nantinya, KKM akan ada kegiatan industri,
pergudangan, perdangan dan jasa, dan permukiman. Kawasan khusus Madura ini akan
ramai nantinya dengan adanya pengembangan yang dilakukan oleh BPWS. Selain
dalam pembangunan pada rest area,
pelabuhan, dan wisata di Madura. BPWS juga berperan penting dalam pembangunan PJU
atau Peningkatan/Pemeliharaan Jalan Penerangan Umum.
Usai dari Desa Tolbuk, kami
melanjutkan perjalanan ke hutan kera Nepa yang kira-kira ditempuh dalam kurun
waktu 1 jam dari kecamatan Klampis. Hal ini tidak saya sia-siakan, maka saya tidur
dong. Sebagai informasi, jalanan yang kami lalui di Bangkalan agak
bergelombang. Sesuai informasi yang saya dapatkan, ini terjadi karena memang
tekstur tanahnya. Jadi, meskipun sudah berkali-kali diperbaiki, akan tetap
bergelombang pula.
Hutan Kera Nepa di Desa
Batioh
Setelah hampir satu jam
perjalanan, akhirnya kami sampai di kawasan hutan Kera Nepa. Kawasan ini berupa
perkampuangan biasa, sekaligus lokasi homestay
yang akan kami tinggali bersama. Karena lokasi masuk ke dalam dusun, maka bus
yang kami tumpangi tidak bisa masuk. Maka, kami diharuskan turun, membawa koper
dan tas, berjalan kaki ke homestay.
Homestay yang kami tinggali
merupakan rumah warga Desa Batioh, rumah yang biasa yang terbuat dari batu bata
dan semen ya. Jangan membayangkan rumah dari bambu! Usai meletakkan barang
bawaan kami di homestay, kami
melanjutkan perjalanan ke Pantai Nepa, sekaligus ke Hutan Kera. Tentu saja
jalan kaki, karena jarak antara homestay dan Pantai Nepa dekat sekali.
Jalan yang saya lewati berupa
bebatuan kecil yang saru dengan pasir pantai. Beneran loh, banyak sekali pasir
pantai di sekitaran homestay. Maklum, Pantai Nepa memang dekat. Saya suka di
Desa Batioh ini, karena mirip sekali desa saya waktu saya kecil dulu. Yang
belum banyak rumah gedong dan lagi banyak pagar-pagar yang membatasi
perkarangan rumah. Asri banget. Cocok sekali untuk dijadikan tempat liburan keluarga.
Pasir di Pantai Nepa lembut,
tidak banyak batu karang yang bisa menyakiti kaki. Hanya saja, pantainya kurang
terawat. Banyak sampah yang terbawa dari air laut yang berserakan. Di sini,
saya juga melihat anak-anak pesisir pantai yang bermain sepak bola. Tepat di
depan pintu masuk Hutan Kera Nepa.
Hutan Kera Nepa, merupakan hutan
yang dihuni oleh ribuan kera. Ketika baru menginjakkan kaki di luar pintu masuk
saja, saya sudah mendapati banyak kera di sana. Banyak sekali. Asli. Saya tidak
bisa memotret terlalu dekat, karena takut dihampiri kera. Ya, meskipun tak ada
kejadian yang menakutkan dengan kera-kera tersebut, tetap saja saya takut.
Ketika saya berkunjung, ada
beberapa pengunjung dari warga Madura sendiri. Mereka membawa makanan yang
diberikan untuk para kera. Kera-kera tersebut pun menghampiri, mengambil
makanan yang diberikan.
Selanjutnya, kami menyusuri hutan
kera lebih lanjut. Bila tadi kami masih berada di pintu masuk, kini kami
memasuki hutan kera yang sedikit gelap karena pepohonan yang amat rindang.
Sinar matahari memasukki hutan
kera di sela-sela dedaunan. Menyinari jalanan kami yang sedikit becek. Menurut
informasi, sebelumnya terjadi hujan angin disana. Terbukti dengan adanya bangunan
yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Ada pula tempat duduk yang sering
saya lihat di halte roboh. Tujuan akhir kami di hutan kera ini adalah di – yang
dipercaya – makam Raden Segoro. Makam tersebut berupa pohon besar yang berada
di tengah-tengah hutan. Makam tersebut dipercaya masyarakat sekitar untuk ritual
tertentu.
Menjelang magrib, kami kembali ke
homestay. Tentunya, sebelum itu kami menikmati waktu sedikit senja di Pantai
Nepa dengan berselfi ria dan guyonan para blogger. Sesampainya di homestay, kami
disuguhi hidangan khas warga desa Batioh, untuk makan malam.
Perjalanan #MendunaiakanMadura
tidak berakhir di sini, Kawan. Masih ada tiga hari menyenangkan lainnya yang
akan saya lalui, bersama Blogger Nusantara. Besok, kami akan menyeberang ke
Pulau Giliyang, yang merupakan pulau yang memiliki kadar oksigen tertinggi
kedua di dunia.
xoxo,
Wulan K.
Keren tulisan nya...jadi makin kangen ama kalian semua... sampai ktm lagi yaaa Wulan....
ReplyDeleteAh mbak wulan kenangan sampai jumpa dtrip selanjutnya ya. Ceritanya seru euy
ReplyDelete"saya menyeberang ke Madura sebelum waktunya"
ReplyDeletehahaha.. ketahuan kalau nyasar :)
nyasarnya mah sembari cari jodoh,,,, #SaveSayuti
DeleteKeren ceritanya, ditunggu cerita selanjutnya tentang #MenduniakanMadura
ReplyDeleteSeruuuu...bisa kenal dengan Wulan di sini. Perjalanan berhari2 yg menyenangkan banget ya Wulan, tempatnya keren2.
ReplyDeleteWulan ini peserta wanita yang pendiam. Mungkin hatus diglitik dulu.
ReplyDeleteWah oengalaman yg mengasikan nyeberang Madura duluk. Senang sekali kenal dengan para Bloher peserta #MenduniakanMadura.
Ditunggu cerita lanjutnya ah...
Akhirnya kenal dirimu sejak di Nepa ini ya. Masuk di videoku sebentar hahaha.
ReplyDeletePiknik menduniakan madura kemarin itu sangat asyik dan berkesan. Kalau dibanding piknik2 bareng blogger lainnya, mendunikan madura ini paling memorable.
Salut buat panitia yg sudah kerjakeras menyusun acara sedemikian rapi dan menyenangkan. Juga para blogger Indonesia yg gak manja dan setrong walaupun harus bersabar antri mandi hahaha
aku yakin kawasan pariwisata nepa ini khususnya yang kita kunjungi kemarin (pantai nepa, hutan kera, dan air terjun toroan), ke depannya bakal jadi destinasi andalan yang ramai. ya semoga dengan kedatangan kita kemarin bisa jadi meningkatkan wisatawan dan juga kesadaran masyarakat sekitar soal pentingnya merawat alam. :)
ReplyDeleteWah keren tuh, bisa nyampek Madura duluan Mbak. Senang juga bisa kenal dengan Mbak Wulan.
ReplyDeleteEaaa...ternyata pakai acara kesasar to. Pada akhirnya sampai juga ya
ReplyDeleteHeroik Wulan... :D Ayo kapan-kapan ke Sumenep...eksplore the Soul of Madura ..
ReplyDeletehmmm, hanya bisa mengatakan sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala umat. Lanjutkan posting! haha
ReplyDeleteAh, Wulan, makasih lho ada fotoku di postingan ini :D
ReplyDeletePas ke Hutan Kera Nepa aku ketinggalan, ternyata dalamnya bagus ya. Besok ajak teman-teman Plat-M ulang kesini, Ah :P
Yang bikin aku terharu.. Kisah nyasarnya.. Aku bisa bayangin ekspresinya mbak Wulan setelah nyampek BPWS.. Hehehe... Terlihat nano2 ekapresinya.. Semangat mbak wulan.. Sampai ketemu d trip selanjutnya
ReplyDeletehutan keranya masih asri dan banyak kera :D
ReplyDeleteTulisan yang bagus Mbak Wulan. Fotonya juga bagus-bagus. Tapi terlalu kecil :(
ReplyDeleteBtw, Salam kenal ya.
Aku pingin pepotoan deket Suramadu yang sisi Surabaya itu ngga kesampaian euy :(.
ReplyDeleteTulisan yang keren, tapi kenapa fotonya kecil,. . . .
ReplyDeleteNgomong2 Jembatan Suramadu, jd pengen balik lagi ke sana, trus foto2 lagi, secara kemaren pas ke sana berkabut ya. Foto punyaku, tiang tengahnya ga keliatan haha.
ReplyDeletesaya belum baca, tapi mau komen.. wkwk
ReplyDeleteSuka banget photo yang lagi seret koper :D momentnya pas
ReplyDeleteMbak Wulan emang TOP! Seorang diri nyebrang Suramadu naik motor lagi xD
ReplyDeleteWah, lengkap! Untung aja ada fotoku walaupun dari belakang. Hahaha. Semoga bisa begini rame2 lagi di lain kesempatan. kalian keren!!
ReplyDelete