Sebelumnya, saya mengatakan akan bercerita mengenai mencicipi gudeg
Yu Djum di Jl. Wilijan. Akan tetapi, saya sudah pernah mengulasnya di sini –
meskipun bukan yang di Jl. Wilijan. Dan, setelah kami makan gudeg, saya dan
Arum berjalan kaki dari Jl. Wilijan ke Alun-Alun Kidul. Memangnya, nggak jauh?
Lumayan, sekitar 10 sampai 15 menit berjalan kaki.
Menyenangkan sekali berjalan kaki
di Jogja. Apalagi, ketika berjalan kaki dari Jl. Wilijan ke Alun-Alun Kidul.
Apabila jalan kaki di Malioboro, kamu akan menemui gedung-gedung, hotel,
penjual batik, dll. Berjalan dari Jl. Wilijan ke arah Alun-Alun Kidul, yang
akan kamu temukan adalah bangunan-bangunan kuno; rumah-rumah tua. Trotoar pun
cenderung sepi, hanya lalu lintas pada jalan saja yang cukup ramai.
Baiklah, dua paragraf di atas
hanya sedikit bercerita mengenai akhir perjalanan kami pada hari itu. Esoknya,
hari terakhir kami di Yogyakarta. Lagi-lagi, kami menghabiskan waktu di Jl.
Malioboro. Nah, pada pagi itu, sekitar pukul setengah 10, kami memutuskan untuk
mencicipi Gudeg Mbah Lindu, yang ternyata sangat dekat dengan Jl. Malioboro.
Gudeg Mbah Lindu dekat Malioboro
Lokasi Gudeg Mbah Lindu ternyata
benar-benar dekat dengan Jalan Malioboro. Saya menempuhnya dengan jalan kaki
bersama adik. Jadi, lokasinya berada di Jl. Sosrowijayan,
Sosromenduran. Di mana gerbang masuk jalan tersebut berada di Jalan Malioboro.
Kalian kalau mencari pasti mudah ditemukan kok, karena ada tulisan besar pada
gerbangnya. Bahkan, yang menemukan lokasi ini, adik saya. Dia bilang,”Ini kan
yang aku nungguin gojek kemarin, Mbak.” Bahkan, saya sendiri nggak ingat.
Perjalanan ke
Gudeg Mbah Lindu dari Jalan Malioboro memakan waktu sekitar tiga menit. Sangat
dekat memang. Jadi, lokasinya berada di emperan dekat dengan hotel. Saat kami
sampai di sana, keadaan sudah cukup sepi lantaran memang sudah siang. Selain
itu, beberapa lauk habis dan nasinya pun habis. Lalu, kami dikasih nasi
bungkusan. Alhamdulillah, masih bisa menikmati nasi Gudeg Mbah Lindu.
Gudeg Mbah
Lindu terdiri dari gudeg, tahu krecek, tempe bacem dan telor bacem. Rasanya? Enak sekali,
MasyaAllah. Saya menemukan petai dan cabe utuh juga. Dibandingkan dengan Gudeg Yu Djum, saya lebih menyukai Gudeg Mbah
Lindu ini. Rasanya manis dan ada rasa pedasnya. Kalau Gudeg Yu Djum hanya manis
saja, sehingga tidak terlalu istimewa. Memang sih, gudeg terkenal manis, akan
tetapi kalau terlalu manis juga kurang nikmat.
Satu porsi
Gudeg Mbah Lindu harganya 20ribu; isi seperti foto di atas. Sedikit mahal untuk
ukuran gudeg di tepi jalan ya. Tak masalah, saya puas makan di sini.
Hal yang tidak
enak lainnya adalah lokasinya, agak kesulitan untuk bisa dinikmati di tempat.
Karena memang di emperan dan sulit nyari tempat duduk – disediakan hanya
beberapa saja.
Apakah saya
akan makan di sini lagi kalau ke Jogja? InsyaAllah, iya.
Gudeg Mbah Lindu terkenal ya? Aku hapalnya Gudeg Wijilan. Tapi belum pernah nyoba sih haha
ReplyDeleteJustru yang pernah tak beli Gudeg kaki lima tak bermerk. Sebungkus 10ribu, enak. Butuh waregnya aja sih :D
Besok2 klo ada kesempatan ke Yogja kulineran Gudeg ah khusus buat konten. Aku anaknya pengenan huehue
Aku udah makan gudeg bu LIndu. Aku mau nulis ah dan aku pas datang baru ngeh loh kalo gudeg ini terkenal
ReplyDelete