Tips Memangkas Naskah Novel - Sebelum novel saya terbit secara mayor, saya sering mendapati status teman-teman penulis yang sedih karena cerita mereka harus dipangkas. Maka, sebelum menerbitkan novel, saya pun sudah tahu mengenai hal itu. Akan tetapi, ketika saya melakukannya sendiri, ternyata saya pun merasa sedih karena harus memangkas beberapa bagian dalam novel.
Ketika memangkas cerita atau bahkan karakter, saya selalu berpikir, “Cerita-cerita itu harus diapakan?” atau ada perasaan “Nanti kalau novel ini jadi jelek gimana?”. Rasanya bercampur aduk, akan tetapi saya harus tetap melakukannya sebab memang seperti itulah.
Sebelum saya melanjutkan ke tips memangkas naskah novel, kamu tahu tidak, kenapa novel yang kamu tulis itu harus dipangkas atau beberapa bagian harus dihilangkan?
Alasan kenapa kamu harus memangkas novel ketika novel akan diterbitkan di penerbit mayor adalah karena ketebalan naskah mempengaruhi harga novel. Lalu, alasan lain adalah memang ada beberapa bagian yang tidak perlu disertakan dalam novel tersebut, sebab apabila tetap ada cerita akan bertele-tele atau tidak fokus pada inti cerita.
Setelah menerbitkan novel Madeira dan novel Arunika, yang kedua novel tersebut saya harus memangkasnya. Saya memiliki beberapa tips agar kamu mudah untuk memangkas naskah tersebut, apabila pihak penerbit memintanya.
Tips Memangkas Naskah Novel
1 | Menghilangkan Scene yang Tidak Perlu
Untuk memangkas naskah novel, mau tidak mau kamu harus membaca ulang novelmu. Bahkan, ketika memasuki tahap editing, kamu akan dibuat muak karena harus membaca naskah berulang kali. Ketika mengedit naskah Arunika, mata saya sampai kelelahan karena harus mencari kesalahan. Apalagi, ketika saya harus menentukan mana yang harus saya pangkas.
Hal pertama yang harus dipangkas adalah scene atau cerita yang tidak perlu. Patokannya adalah ketika scene atau cerita itu dihilangkan, naskah kamu tetap bisa jalan. Dengan kata lain, kamu harus membaca berulang-ulang untuk menemukan scene tersebut. Apabila kebingungan, kamu bisa minta pendapat editor apakah scene tersebut bisa dihilangkan atau tidak.
2 | Mengurangi Scene Tokoh Pendukung
Seringnya, saya menulis cerita tersendiri untuk tokoh pendukung. Terutama, di novel Arunika dan Madeira. Kedua novel tersebut sudah melalui pemangkasan dan scene untuk tokoh pendukung benar-benar berkurang. Awalnya, saya merasa sedih karena dengan memangkas scene tokoh pendukung, sama saja menyamarkan keberadaan tokoh tersebut.
Namun, itu sebenarnya juga bagus, dengan begitu cerita akan lebih berpusat pada tokoh utama.
3 | Memangkas Paragraf
Selain membaca cerita, saya pun suka membaca deskripsi dari penulis-penulis yang saya sukai. Hal itu pun mempengaruhi tulisan saya. Seringnya, saya menulis deskripsi terlalu panjang dan berulang. Maka, hal-hal ini harus dihilangkan.
Kamu bisa mengecek per paragraf dan menulis ulang dengan lebih singkat, padat, dan jelas. Memang, hal ini sulit dilakukan, tetapi hasilnya pasti akan memuaskan.
4 | Membaca Ulang
Kamu harus melakukan ini berulang kali, lalu tetap perhatikan poin-poin di atas. Sebab, apabila kamu tidak membaca ulang, dipastikan ceritamu akan berantakan. Maka, kamu tidak boleh bosan membaca ulang naskah novelmu sampai naskah tersebut benar-benar utuh.
Menulis novel memang pekerjaan berat, apalagi ketika masuk meja redaksi dan harus mengedit banyak hal. Akan tetapi, hal itu merupakan proses dalam menerbitkan sebuah buku.
Nah, itu dia tips memangkas naskah novel sesuai dengan pengalaman saya. Bagaimana denganmu?
No comments:
Post a Comment